Duhai engkau yang akan mendampingi hidupku, bersabarlah. Aku
sedang memperbaiki diri demi bekal kita nanti saat mengarungi bahtera cinta
kasih.
Aku hanya sedang memantaskan diri untuk menjadi Imam mu dan
anak-anak kita kelak.
Satu hal yang tak akan kulakukan saat ini, yaitu memilikimu tanpa
ikatan yang mahram.
Karena itu justru hanya akan merendahkan kehormatanmu. Aku
ingin memuliakanmu dalam ikatan suci pernikahan atas nama Allah.
Aku hanya akan memilikimu saat kita menjadi mahram yg halal.
Hanya saat itu aku akan mengelus pipimu, mencium keningmu sambil berkata “Aku mencintaimu, sayang”
Saat ini kita cuma perlu diam. Jika kau tak mampu dengan
itu, adukanlah pada Allah yang Maha mendengar dalam tahajud malam mu.
Simpan dan jagalah untuk sementara waktu cinta mu yang
serasa ingin memekar itu. Bersabarlah hingga nanti musimnya tiba bagi kita,
dimana setiap kelopak hatimu akan berkembang mekar dan menebarkan harum wewangian
minyak gahru.
Percayalah, setiap pohon anggur akan ada waktunya untuk berbuah.
Seberapa lamanya musim kemarau, akan tiba waktunya turun hujan.
Sambil mendekatkan diri pada Allah, Biarlah kita menahan
kelopak disetiap hati kita yang sebetulnya tak sabar ingin berkembang mekar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar